Tren Gen Z Stare yang Menarik Perhatian
Baru-baru ini, tren “Gen Z Stare” yang menggambarkan tatapan kosong dan tanpa ekspresi menjadi sorotan di TikTok. Tren ini menunjukkan bagaimana para anggota generasi Z memberikan pandangan hampa kepada orang-orang dari generasi yang lebih tua, terutama dalam lingkungan kerja. Warganet menyebutkan bahwa tatapan ini sering dianggap sebagai pengganti sapaan atau basa-basi ala Gen Z.
Generasi Z didefinisikan sebagai kelompok muda yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012. Tren ini memicu perdebatan publik karena dianggap sebagai sikap yang jujur namun juga bisa dianggap tidak sopan. Salah satu contoh nyata adalah Alexis Salter, seorang Gen Z asal Ontario, Kanada, yang pernah memberikan tatapan khas tersebut saat bekerja. Saat itu, ia sedang mencerna informasi dari pelanggan yang bertanya tentang pin pembayaran. Meskipun begitu, ia juga mengakui bahwa tatapan tersebut sering disalahartikan, terlebih ketika orang bersikap kasar.
Istilah “Gen Z Stare” pertama kali muncul di TikTok oleh seorang milenial yang mengeluhkan tatapan aneh yang dilakukan oleh Gen Z. Mengapa Gen Z suka memberikan tatapan kosong? Berikut beberapa alasan yang dikemukakan oleh para ahli.
Penyebab Gen Z Memberikan Tatapan Kosong
1. Isolasi Akibat Pandemi
Menurut laporan Stanford, Gen Z adalah generasi pertama yang tumbuh di dunia tanpa internet. Mereka juga menghabiskan masa remaja awal hingga akhir dalam karantina wilayah akibat pandemi Covid-19. Peneliti sosial Mark McCrindle mengatakan bahwa Gen Z yang menamatkan sekolah melalui pembelajaran daring cenderung lebih menyukai berbelanja dan berkomunikasi secara online.
“Preferensi mereka adalah efisiensi interaksi melalui teknologi,” ujarnya. Barry Garapedian, presiden MAG7 Consulting, setuju dengan pendapat ini. Ia menambahkan bahwa kebiasaan berkomunikasi di depan layar membuat Gen Z merasa cemas ketika harus menanggapi sesuatu secara spontan. Mereka lebih memilih memproses respons secara sempurna daripada merespons secara alami.
Sementara itu, Shane Rogers, dosen psikologi dari Universitas Edith Cowan, mengatakan bahwa belum ada bukti ilmiah yang mendukung teori ini. Namun, banyak ahli percaya bahwa isolasi selama pandemi memengaruhi cara komunikasi Gen Z.
2. Kurangnya Keterampilan Sosial
Jean Twenge, pakar perbedaan generasi dari Universitas Negeri San Diego, menyimpulkan bahwa kurangnya keterampilan sosial Gen Z berkaitan dengan kebiasaan media sosial dan minimnya interaksi tatap muka. “Gen Z menghabiskan lebih sedikit waktu dengan orang lain secara langsung selama masa remaja, padahal itu merupakan waktu krusial untuk mengembangkan keterampilan sosial,” jelas Twenge.
McCrindle menambahkan bahwa tatapan kosong bisa disebabkan oleh kebingungan seseorang yang kurang terampil berkomunikasi. Contohnya, saat pelanggan yang lebih tua memesan “susu malt” yang sekarang dikenal sebagai “milkshake”, Gen Z mungkin bingung dan memberikan tatapan kosong.
Dunia kerja yang menuntut interaksi langsung dengan orang lain membuat Gen Z menghadapi tantangan. Ketika berhadapan dengan generasi yang lebih tua, kesenjangan antar generasi benar-benar terlihat. Survei terbaru menunjukkan bahwa beberapa manajer ragu untuk merekrut pekerja muda karena kurangnya keterampilan komunikasi dan kolaborasi.
Dengan adanya tren Gen Z Stare ini, dikhawatirkan akan semakin banyak kesalahpahaman antara Gen Z dan generasi sebelumnya di tempat kerja. Tren ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman antar generasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.