Google Ciptakan Platform untuk Gabungkan Android dan ChromeOS

Diposting pada

Penggabungan Android dan ChromeOS: Langkah Menuju Platform yang Lebih Terpadu

Google sedang melakukan langkah besar dalam mengintegrasikan dua sistem operasi utamanya, yaitu Android dan ChromeOS. Hal ini diumumkan oleh Sameer Samat, Kepala Ekosistem Android di Google, yang menegaskan bahwa kedua platform tersebut akan digabung menjadi satu. Kabar ini memicu berbagai pertanyaan tentang arah pengembangan sistem operasi buatan Google ke depannya.

Sebenarnya, rencana penggabungan ini bukanlah hal baru. Ide ini sudah muncul sejak 2013 dan sempat direncanakan terwujud pada 2015. Namun hingga saat ini, implementasinya masih terbatas pada perangkat Chromebook yang dapat menjalankan aplikasi Android. Meski demikian, proses integrasi mulai menunjukkan tanda-tanda nyata.

Android memiliki ekosistem aplikasi yang sangat luas, tetapi banyak dari aplikasi tersebut belum optimal saat dijalankan di perangkat layar besar seperti tablet. Masalah utama termasuk kurangnya kemampuan multitasking dan manajemen jendela yang tidak memadai. Di sisi lain, ChromeOS unggul dalam pengelolaan jendela dan kinerja peramban, tetapi memiliki keterbatasan dalam dukungan terhadap aplikasi non-web.

Chromebook saat ini sudah bisa menjalankan aplikasi Android, tetapi pengalaman pengguna sering kali tidak ideal. Beberapa aplikasi tampak kecil dan tidak menyesuaikan dengan ukuran layar laptop. Aplikasi seperti Slack tidak menawarkan tampilan dua kolom seperti versi desktop, sementara Discord kadang tidak merespons klik tetikus dengan baik. Meskipun Spotify berjalan lancar, tampilannya kurang mulus saat digunakan di layar besar.

Konvergensi antara Android dan ChromeOS sudah mulai terjadi. Salah satunya adalah hadirnya ekstensi di peramban Chrome versi Android. Selain itu, Android kini memiliki mode desktop serupa dengan Dex milik Samsung. Fitur ini menunjukkan arah pengembangan sistem operasi yang lebih fleksibel, terutama untuk perangkat dengan layar lebih besar. Google juga giat mendorong lahirnya aplikasi adaptif melalui Android 16 agar aplikasi bisa berjalan optimal dalam mode desktop.

Optimalisasi ini dilakukan sebagai bagian dari upaya integrasi lebih dalam dengan ChromeOS. Aplikasi Android yang tampil mulus di mode desktop otomatis lebih siap untuk dijalankan di Chromebook. Penggabungan ini diharapkan dapat mempercepat proses pengembangan untuk berbagai perangkat, baik ponsel maupun laptop. Selain itu, ekosistem terpadu akan mempermudah pengembang dalam menjembatani celah yang selama ini ada di segmen tablet.

Proyek penggabungan ini diproyeksikan menjadi proyek jangka panjang. Tujuannya adalah menyatukan antarmuka dan fungsi Chromebook agar lebih menyerupai pengalaman menggunakan tablet. Google dikabarkan tengah mengembangkan tablet Pixel generasi terbaru yang dilengkapi penutup keyboard lipat. Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar perusahaan untuk menyatukan Android dan ChromeOS.

Dalam pengumuman yang diumumkan pada Juni 2024, Google menyatakan bahwa ChromeOS akan dibangun di atas basis Android guna mempercepat integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI). Untuk mendukung langkah ini, Google telah menyatukan tim pengembang Android dan perangkat kerasnya, serta mulai menguji mode desktop di tablet Android.

Banyak indikasi menunjukkan bahwa Google sedang mempersiapkan peluncuran Chromebook berbasis Android. Berbagai pembaruan Android yang diluncurkan sejak awal 2024, termasuk peningkatan fungsi keyboard fisik, fitur aksesibilitas baru, dan teknologi penggerak kursor tanpa tetikus, menunjukkan arah pengembangan yang jelas.

Sejak 2016, pendekatan Google terhadap Android terus berkembang. Sistem operasi ini kini dirancang lebih optimal untuk perangkat berlayar besar dan perlahan menjelma menjadi platform yang semakin kompatibel dengan pengalaman di desktop. Dengan penggabungan ini, Google berupaya menciptakan pengalaman pengguna yang lebih konsisten dan efisien di berbagai perangkat.