Windows 10 Berakhir, Ini Cara Jaga Keamanan Komputer Tahun 2025

Akhir Masa Dukungan Windows 10
Setelah berjalan selama sepuluh tahun dan menjadi salah satu sistem operasi paling populer dalam sejarah teknologi modern, Microsoft resmi mengakhiri dukungan untuk Windows 10 pada Selasa, 14 Oktober 2025. Penghentian dukungan ini menandai akhir dari era yang telah memberikan layanan bagi jutaan pengguna di seluruh dunia.
Microsoft telah mengonfirmasi bahwa pembaruan keamanan terakhir untuk Windows 10, dengan kode KB5066791, dirilis sehari sebelumnya. Setelah tanggal tersebut, tidak akan ada lagi pembaruan keamanan, perbaikan bug, atau dukungan teknis untuk perangkat yang masih menggunakan sistem operasi ini. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi jutaan pengguna yang masih menggunakan Windows 10, karena sistem ini masih digunakan oleh sekitar 500 juta perangkat di seluruh dunia.
Berdasarkan data StatCounter, hingga September 2025, sekitar 40,5 persen pengguna Windows masih bertahan di Windows 10. Ini menunjukkan bahwa banyak pengguna masih membutuhkan waktu tambahan untuk beralih ke versi yang lebih baru.
Program ESU sebagai Solusi Alternatif
Dengan berakhirnya masa dukungan, Microsoft menawarkan solusi alternatif melalui program Extended Security Updates (ESU). Program ini memberikan tambahan waktu satu tahun untuk tetap menerima pembaruan keamanan hingga 13 Oktober 2026. Program ESU menyediakan tiga opsi pendaftaran:
- Pengguna di luar kawasan Eropa harus membayar biaya tahunan sebesar 30 dolar AS.
- Pengguna bisa menghubungkan pengaturan Windows dengan layanan cloud OneDrive secara gratis.
- Pengguna juga dapat menukarkan 1.000 poin Microsoft Rewards.
Khusus bagi pengguna di kawasan Uni Eropa, Microsoft memberikan akses ESU secara gratis tanpa syarat tambahan. Hal ini dilakukan setelah tekanan dari regulator melalui Digital Markets Act.
Microsoft menegaskan bahwa ESU hanya bersifat sementara. Dalam pernyataannya, perusahaan menyebut program ini sebagai “jembatan keamanan bagi pengguna yang sedang bertransisi ke sistem yang lebih baru dan lebih aman.”
Tantangan dalam Upgrade ke Windows 11
Popularitas Windows 10 bertahan lama karena Windows 11 memiliki persyaratan perangkat keras yang ketat. Sistem operasi terbaru ini hanya dapat berjalan di prosesor Intel generasi ke-8 ke atas atau AMD Zen 2, serta harus mendukung Trusted Platform Module (TPM) 2.0. Persyaratan ini membuat jutaan komputer yang masih layak pakai tidak bisa di-upgrade ke Windows 11, meski perangkat tersebut baru berusia beberapa tahun.
Menurut laporan CNET, sekitar 41 persen pengguna PC kini harus memilih antara membeli perangkat baru atau bertahan di Windows 10 yang tidak lagi didukung. Bagi mereka yang bertahan, mengikuti program ESU menjadi satu-satunya cara agar sistem tetap aman.
Peringatan dari Pakar Keamanan
Pakar keamanan siber memperingatkan risiko besar bagi pengguna yang tetap memakai Windows 10 tanpa perlindungan tambahan. Ritesh Kotak, seorang ahli keamanan digital, berkata, “These updates are critical for protecting your computer and devices.” Ia menekankan bahwa perangkat yang tidak diperbarui akan semakin rentan terhadap serangan malware, eksploitasi sistem, dan pencurian data.
Microsoft sendiri terus mendorong pengguna untuk segera beralih ke Windows 11 yang disebut menawarkan pengalaman komputasi lebih modern, efisien, dan aman.
Bagi pengguna yang tetap ingin bertahan di Windows 10, perusahaan menegaskan agar memastikan versi OS mereka sudah diperbarui ke versi terakhir, yakni 22H2, sebelum mendaftar program ESU melalui menu Settings > Windows Update.
Dengan berakhirnya dukungan ini, era Windows 10 secara resmi berakhir setelah melayani pengguna selama satu dekade penuh sejak peluncurannya pada 2015. Kini, masa depan ekosistem Windows sepenuhnya beralih ke Windows 11 dan penerusnya di masa mendatang.