Elementor adalah salah satu page builder terpopuler untuk WordPress. Dengan antarmuka drag-and-drop yang intuitif, siapa pun bisa membuat tampilan website profesional tanpa menyentuh satu baris kode pun. Tapi, kemudahan ini sering membuat pengguna melakukan beberapa kesalahan yang bisa berdampak buruk pada performa maupun SEO situs mereka.
Dalam artikel ini, kita akan membahas 7 kesalahan umum saat menggunakan Elementor, lengkap dengan solusi untuk menghindarinya.
1. Terlalu Banyak Menggunakan Widget dan Efek Visual
Masalah:
Banyak pengguna Elementor terjebak dalam keasyikan menambahkan efek animasi, widget, dan elemen visual ke halaman mereka. Akibatnya, halaman jadi lambat dimuat dan pengalaman pengguna (UX) menurun.
Solusi:
Fokus pada fungsi dan kejelasan desain. Gunakan efek hanya untuk memperkuat pesan, bukan sekadar “mempercantik”. Optimalkan jumlah widget yang digunakan dan manfaatkan template yang sudah ringan.
2. Tidak Menggunakan Theme yang Kompatibel
Masalah:
Beberapa pengguna masih memakai tema WordPress yang tidak didesain khusus untuk Elementor. Ini bisa menyebabkan tampilan tidak konsisten, fitur bentrok, dan beban loading meningkat.
Solusi:
Gunakan theme ringan dan kompatibel seperti Hello Elementor, Astra, atau GeneratePress. Theme ini memang dibuat untuk performa dan integrasi sempurna dengan Elementor.
3. Lupa Mengatur Responsif untuk Mobile dan Tablet
Masalah:
Banyak pengguna hanya mendesain halaman untuk tampilan desktop, lupa memeriksa bagaimana halaman tampil di perangkat mobile atau tablet. Ini berdampak langsung ke bounce rate dan SEO.
Solusi:
Manfaatkan fitur responsive preview di Elementor. Sesuaikan padding, font, dan elemen lainnya agar nyaman dibaca di semua perangkat. Lakukan pengecekan di berbagai ukuran layar.
4. Tidak Mengoptimalkan Gambar
Masalah:
Gambar besar dan tidak terkompres sering memperlambat loading halaman. Elementor memudahkan upload gambar, tapi tanpa optimasi bisa jadi bencana kecepatan.
Solusi:
Kompres gambar sebelum diunggah menggunakan tools seperti TinyPNG atau ShortPixel. Gunakan format WebP jika memungkinkan. Atur ukuran gambar sesuai kebutuhan tampilan.
5. Tidak Memahami Struktur Heading yang Benar
Masalah:
Pengguna kadang asal membuat heading H1, H2, H3 tanpa memperhatikan hirarki. Ini buruk untuk SEO dan membuat konten sulit dipahami oleh crawler mesin pencari.
Solusi:
Gunakan hanya satu H1 per halaman (biasanya judul utama). Lalu susun H2 sebagai subjudul dan H3 untuk poin-poin di dalamnya. Elementor menyediakan pengaturan heading secara langsung dalam widget teks.
6. Tidak Menghapus CSS dan Script yang Tidak Digunakan
Masalah:
Elementor dan plugin tambahan kadang menyisipkan CSS/JS yang tidak semua digunakan. Ini menambah beban loading halaman.
Solusi:
Gunakan plugin seperti Asset CleanUp atau Perfmatters untuk menghapus resource yang tidak dibutuhkan di halaman tertentu. Elementor Pro juga mendukung pengaturan kondisi untuk memuat widget hanya di halaman tertentu.
7. Tidak Memanfaatkan Elementor Pro dengan Bijak
Masalah:
Pengguna Elementor Pro sering membayar lisensi hanya untuk menggunakan beberapa fitur tanpa memahami manfaat penuhnya, seperti Theme Builder, Popup Builder, dan Global Widget.
Solusi:
Pelajari fitur-fitur canggih Elementor Pro. Dengan Theme Builder, kamu bisa membuat header, footer, dan template post dinamis yang lebih cepat dan konsisten. Gunakan Popup Builder untuk kampanye email atau penawaran promo.
Tips Tambahan: Optimasi Elementor untuk Kecepatan dan SEO
Gunakan plugin cache: seperti WP Rocket atau LiteSpeed Cache.
Aktifkan Lazy Load: baik untuk gambar maupun iframe.
Gunakan font lokal atau system font: kurangi permintaan ke server Google Fonts.
Minimalkan penggunaan plugin pihak ketiga: jika Elementor sudah menyediakan fitur yang sama.
Audit performa website secara rutin: pakai tools seperti GTmetrix, PageSpeed Insights, atau Lighthouse.
Penutup: Elementor Adalah Alat, Bukan Tujuan
Elementor memang powerful, tapi tetap harus digunakan secara bijak. Kesalahan kecil seperti penggunaan widget berlebihan atau tidak responsif bisa membuat website kamu terlihat amatir dan berat diakses. Dengan mengenali dan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, kamu bisa memanfaatkan Elementor semaksimal mungkin untuk membuat website yang cepat, profesional, dan ramah SEO.