Profil Otto Toto Sugiri, Pria yang Disebut sebagai Bill Gates Indonesia
Otto Toto Sugiri adalah salah satu tokoh bisnis di Indonesia yang dikenal sebagai konglomerat, meskipun namanya tidak terlalu sering muncul dalam berita. Berbeda dengan para taipan lainnya yang berasal dari sektor sawit, tambang, atau properti, Otto memiliki latar belakang pendidikan teknik elektro. Ia lahir di Bandung pada 23 September 1953 dan menyelesaikan studinya di RWTH Aachen University, Jerman, pada tahun 1980.
Pengalaman kerjanya dimulai di PT Indosat, kemudian bergabung dengan Bank Bali sebagai General Manager IT pada tahun 1983. Setelah itu, ia mendirikan perusahaan pertamanya, yaitu PT Sigma Cipta Caraka pada tahun 1989. Perusahaan ini menjadi pionir dalam pengembangan perangkat lunak untuk industri perbankan.
Tahun 1998 menjadi titik penting bagi Sigma Cipta Caraka, karena bertepatan dengan kebijakan pemerintah yang mengatur industri perbankan. Hal ini menyebabkan jumlah bank meningkat pesat dari 111 menjadi 240 bank pada tahun 1994. Otto memanfaatkan situasi ini dengan memberikan dukungan teknologi informasi kepada bank-bank baru tersebut. Dalam setahun saja, perusahaan ini mampu meraih keuntungan hingga 1,2 juta dolar AS.
Selain itu, Otto juga mendirikan Indointernet pada tahun 1994, yang merupakan penyedia layanan internet (ISP) pertama di Indonesia. Layanan ini membuka akses bagi masyarakat untuk menjelajahi situs-situs di seluruh dunia. Sejak tahun 2012, Otto menjabat sebagai presiden komisaris di PT Indointernet Tbk.
Pada tahun 2002, Otto mencoba membangun lagi perusahaan dengan mendirikan BaliCamp, sebuah anak perusahaan dari Sigma Cipta Caraka. Namun, perusahaan ini harus tutup akibat tragedi Bom Bali. Pada tahun 2008, Otto menjual 80 persen sahamnya ke Telekomunikasi Indonesia (Telkom) senilai 35 juta dolar AS dan mulai berpikir untuk pensiun.
Di tengah rencana pensiunnya, Otto bersama enam orang lainnya mendirikan Data Center Indonesia (DCI). DCI kini menjadi perusahaan pusat data terkemuka di Indonesia. Pada tahun 2014, DCI mendapatkan sertifikasi Tier VI, klasifikasi tertinggi dalam industri pusat data global. Perusahaan ini mampu menjamin 99,995 persen keandalan dan memiliki cadangan listrik jika terjadi pemadaman.
Hingga saat ini, DCI bekerja sama dengan sekitar 40 perusahaan telekomunikasi dan 120 penyedia layanan keuangan di Indonesia, Asia Tenggara, dan Amerika Serikat.
Kekayaan Otto Toto Sugiri yang Meningkat Pesat
Kekayaan Otto Toto Sugiri telah meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir. Ia kini disebut sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan mencapai USD6,9 miliar atau sekitar Rp112,4 triliun (kurs Rp16.300 per USD). Angka ini membuatnya masuk dalam daftar peringkat keenam orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2025.
Sebelumnya, harta kekayaannya hanya mencapai USD2,21 miliar atau sekitar Rp36 triliun, yang membuatnya menempati posisi ke-26 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2024.
Otto Toto Sugiri saat ini menjabat sebagai Co-Founder dan Direktur PT DCI Indonesia. Ia juga menjabat sebagai CEO sejak Januari 2017. Harga saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang melonjak menjadi level tertinggi sepanjang masa (ATH) baru, mencerminkan kinerja positif perusahaan ini.
Dengan pertumbuhan pesat perusahaan dan peningkatan harga saham, Otto Toto Sugiri terus memperkuat posisinya sebagai salah satu tokoh bisnis paling berpengaruh di Indonesia.